Senin, 10 Desember 2012

Dari diri sendiri untuk merubah Indonesia

0 comment :)
hari ini saya  berniatnya ingin menulis blog dengan baik dan benar tapi, teman saya yang "menikmati" dipanggil onyeng, yamembuat mood saya jadi kurang bagus untuk beberapa menit dan kalian tau, sekarang dia lagi baca buku di depan saya, apabila bahasa yang saya gunakan tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan ataupun membingungkan mohon dimaafkan #kemudiancarimood #lagibadmood

Tanpa basa-basi akhir-akhir ini saya berpikir mengapa hujan dan banjir melanda Yogyakarta. Dahulu saya berpikir jika saya berkuliah di Yogyakarta tidak akan pernah bertemu dengan banjir lagi, Kenyataan yang saya dapatkan terjadi sangat berbeda dan membuat saya agak kesal dan jengkel. Bagaimana saya tidak kesal, hujan yang tidak begitu deras saja, membuat beberapa jalan yang saya lalui untuk kuliah sudah ada genangan air semata kaki, jujur saja, itu membuat perjalanan saya ke kampus menjadi terhambat.

ketika hujan telah berhenti, ya jalan-jalan yang saya lewati masih agak sedikit banjir, genangan air dimana-mana, dan sampah, iya sampah terlihat di kanan, kiri, belakang, dan depan saya begitu miris melihatnya. Kemudian saya mengerti, penyebab banjir di Yogyakarta tepatnya di kosan saya sama seperti di Jakarta yaitu Sampah. Sampah memang satu dari beberapa masalah yang terdapat di Indonesia yang belum bisa diselesaikan oleh pemerintah saat ini. Saya tidak mengetahui berapa banyak jumlah penduduk Indonesia yang menyebabkan banyaknya sampah di Indonesia ini, termasuk Yogyakarta.

Satu solusi yang sangat mudah dilakukan adalah membuang sampah pada tempatnya. Bayangkan jika banyak orang yang menyadari bahwa pentingnya membuang sampah pada tempatnya tentu saja secara langsung ataupun tidak langsung akan berefek positif untuk masyarakat Indonesia ke depannya. Saat ini generasi muda, generasa saya yang saya lihat termasuk saya pribadi masih kurang peka terhadap sampah dan terkesan acuh dengan hal tersebut. Solusi yang saya usulkan memang sangat umum dan terkesan semua orang pasti bisa melakukannya. Namun kenyataannya masih banyak sampah yang bertebaran di Indonesia, salah satunya Yogyakarta ini yang menyebabkan banjir.

Dari diri sendiri, saya berusaha peka terhadap sampah-sampah yang ada disekitar saya. Saya mulai membuang sampah pada tempatnya. memilah serta pilih sampah organik dan tidak organik. Tentu saja dengan membuang sampah dan memisahkan sampah organik dan tidak organik menciptakan lingkungan yang diharapkan oleh masyarakat Indonesia. Lingkungan yang asri, bersih, tanpa adanya sampah dimana-mana, dan tidak cemas apabila hujan datang secara tiba-tiba yang sering di asumsikan akan menyebabkan banjir.

kembali ke topik utama yaitu Yogyakarta, tepatnya di daerah kosan saya, tepatnya di sekitar Slokan Mataram (semoga penyebutan namanya benar) di dekat Fakultas Kehutanan UGM terkadang lampu kosan padam secara tiba-tiba yang membuat aktivitas di kosan terhenti, misalnya mau makan, nonton tv, dan mengerjakan tugas di netbook yang membutuhkan listik. Saya berpikir sejenak dalam kegelapan yang mendadak datang ke kosan saya. Saya mendengar bahwa listrik di sekitar daerah saya, terkena konsleting karena pemakaian kuota listrik yang berlebihan. Ternyata memang benar, saya melihat beberapa kamar kosan teman saya, menggunakan kabel listrik yang bertumpuk sehingga energi yang digunakan melebihi kuota. Dapat dilihat gambar dibawah ini

Pemborosan energi jika dilihat dari gambar diatas, dapat diatasi dengan berbagai cara asal semua masyarakat mau melakukannya. Saya sendiri berusaha untuk menghemat energi seperti mencabut listrik setelah usai memakainya dan mematikan semua listrik ketika ingin pergi dari kosan. Setidaknya menurut saya, dengan melakukan hal tersebut, akan mengurangi pemborosan energi. Pemborosan energi tidak hanya terjadi di energi listrik, tetapi untuk sumber daya alam, seperti BBM untuk kendaraan yang beroda empat ataupun beroda dua, yang kian lama menjadi langkah. Saya sendiri mencoba menjadi salah satu orang yang ingin berusaha menghemat sumber energi BBM tersebut, dengan cara bersepeda ke kampus. Fakta yang saya dapat di Yogyakarta, kebanyakan masyarakat menggunakan sepeda untuk mengurangi tingkat polusi di lingkungan Yogyakarta serta untuk penghematan energi yang semakin hari semakin menipis.


Jadi dapat dikatakan bahwa setiap daerah yang ada di Indonesia mempunyai sisi baik maupun sisi yang buruk. Sisi baik dari Yogyakarta, ternyata tidak hanya saya yang berusaha untuk menghemat energi , masyarakat di Yogyakarta juga berusaha untuk menghemat energi dengan cara bersepeda untuk menanggulangi tigkat polusi yang semakin tinggi. Namun disisi lain, kurang peka akan sampah yang membuat saya kecewa dengan Yogyakarta, saya sendiri mencoba memulai dari diri saya sendiri untuk membuang sampah pada tempatnnya dan mengajak teman-teman satu kosan untuk membuang sampah pada tempatnya, agar disaat hujan, Yogyakarta tidak mengalami genangan air dimana-mana.
aya berharap, dengan lomba yang telah diadakan oleh pertamina ini, dapat membangkitkan para blogger untuk ikut serta menciptakan Indonesia menjadi lingkungan yang bersih, sehat, asri, dan tanpa polusi yang disebabkan oleh pemborosan energi. Semua ini dapat tercipta jika dimulai dari diri sendiri, karena memulai dari diri sendiri seperti membuang sampah pada tempatnya, mencabut alat-alat listrik apabila sudah memakainya, dan menggunakan sepeda sebagai salah satu alat transportasi yang hemat energi untuk mengurangi polusi merupakan hal sebenarnya kecil dan mudah dilakukan, tetapi berdampak baik untuk generasi ke kedepannya dan untuk negara Indonesia tercinta.

satu lagi, artikel ini akhirnya selesai karena ditemani oleh teman saya yang "menikmati" dipanggil onyeng. Terimakasih telah menemani, tanpa onyeng, saya mungkin tidak dapat menyelesaikan artikel ini sendirian. Walaupun anda mengesalkan. Sekian dan wassalamualaikum.
 

Amateur Writer Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template