Sabtu, 27 Juni 2015

Tentang Kamu, Gadget, dan yang lainnya

0 comment :)
Kamu tahu malam ini memang ramai
Penuh dengan pemuda-pemudi yang sedang bercakap-cakap
Bercerita tentang apa saja
Tertawa terbahak-bahak sampai menganggu pengunjung lainnya

Musik yang diputar
Menambah ramai suasana menjadi makin ramai
Mungkin ini namanya suasana syahdu

Kamu yang dibalik laptop
Dan aku yang sedang mencoba mencari celah untuk melirikmu
Entah aku yang sedang syahdu
Atau kita yang teralihkan oleh gadget ini

Musik terus berganti
Suasana semakin syahdu
Kamu, Aku, dan Kita menikmatinya
Dan kamu menyanyikan beberapa penggalan liriik lagu tersebut

Kamu bilang kegiatan ini membunuh waktu sendiri
Kamu terus menyanyikan penggalan lirik lagu
Kita mendengar mereka yang sedang saling cerita
Kita saling bertatapan dan saling menertawakan

Kamu tahu, terkadang hal-hal itu sangat menyenangkan
Menertawakan hal yang tidak penting
Sampai kita terlarut oleh waktu
Tanpa gadget, telepon dari yang misterius, dan sejenisnya

Jumat, 15 Mei 2015

Hati di tengah malam

0 comment :)
malam yang semakin larut, membuat hati semakin carut-marut.
hati menjadi perih karena malam yang semakin larut.
perih karena luka. Ya, luka yang berupa kenangan.
kenangan yang datang secara tidak berurut.
membuat hati tidak karuan.

kenangan itu membuat....
meneteskan beberapa air mata yang dilanjutkan tangisan.
dalam tangisan itu terselip jeritan-jeritan.
mengenai keegoisan, keinginan, dan kewajiban.

ada suatu candu dalam kenangan.
membuat hati semakin tidak karuan.
mungkin ini penyebab rasa perih itu.

rasanya seperti asap rokok.
berbau wangi dan menempel di tubuh.
kurang lebih itulah candu.

hati semakin perih kembali, ketika mata memejamkan mata.
terlintas beberapa kenangan yang ingin diulang kembali.
tertawa lepas bersama.
berbincang tentang apa saja.
sangat sederhana tapi begitu menghangatkan.

malam semakin larut dan hati semakin perih.
terimakasih kenangan yang datang tanpa henti.
pada malam ini.

Rabu, 11 Maret 2015

0 comment :)
" Wahai perasaan, kalian jangan baper, nanti bisa sakit sama laper sendiri - tertanda dwi "

Rabu, 10 September 2014

Kami, Dia, Kita, dan Kami lainnya

0 comment :)
    Di kota ini saya sendiri dan juga merasa sepi. Aneh memang rasa sepi selalu bersama saya. Dahulu, tidak ada kata saya, tetapi kami. Kami yang dahulu sering bercanda di kala waktu luang, makan bersama, gosip, bahkan berbicara hal-hal yang tidak penting kami bicarakan. Kami memang berbeda satu dengan yang lainnya. Tujuan kami berbeda-beda. Kami berbicara dan berpikir (yang baik ataupun buruk) dengan mata, imajinasi, khayalan, kenyataan yang terjadi, yang terdengar, dan dari tulisan-tulisan yang kami buat, itu adalah kami. Kalian tahu, saya yang dahulu tidak terasa sepi. Saya menyukai cara berpikir yang seperti itu, karena itu mungkin tuhan menyatukan kami.

    Saya masih saja melihat kota ini. Kota yang ramai, rasa sungkan masih ada, dan mungkin berhati baik. Hah !! kota ini terlalu baik sama saya. Kota ini mengubah saya menjadi kami, tetapi itu dahulu. Kalian tahu, waktu akan terus maju, tidak ada waktu akan mundur. Jika ada, saya tidak akan kesepian. Saya akan memutar waktu di kala kami bersama. Sudah itu saja yang saya minta. Sudah cukup di kota ini. Kami mulai terpecah. Sudah ada istilah mereka berdua, bertiga, berempat, berseterusnya. Saya mulai menyadari kota ini akan merasa sepi. Itu kenyataan karena saya mata, imajinasi, khayalan, kenyataan yang terjadi, yang terdengar, dan dari tulisan-tulisan yang dahulu mereka buat. Kalian tahu, ini namanya resiko waktu yang tidak bisa mundur.

    Mereka sudah mempunyai kehidupan sendiri-sendiri. Sekarang tinggal saya. Saya mencari tempat yang mengenal kata kami. Iya, saya hanya menginginkan kata kami ada lagi di kota ini. Susah mencari, jelas saja. Hah !! saya sudah lelah mencari dan berharap ada kami selanjutnya. Dengan mata, imajinasi, khayalan, kenyataan yang terjadi, yang terdengar, dan dari tulisan-tulisan yangsaya buat, saya memahami bahwa akan ada saya yang lain datang maupun pergi. Di kota ini saya sudah tidak mempedulikan apapun. Ramai memang ramai, jika kalian melihat jalan yang remang-remang itu akan ada pasangan yang sedang bercumbu mesra. Apabila kalian melihat ke sisi lainnya kalian akan melihat hawa yang berpakaian tertutup, tetapi ketat di bagian dadanya. Peduli apa saya dengan hal-hal itu. Saya di sini tetap saja saya. 

   Dia, saya menemukan dia. Saya tidak tahu kapan bertemu dengan dia. Dengan mata, imajinasi, khayalan, kenyataan yang terjadi, yang terdengar, dan dari tulisan-tulisan yang sudah saya pahami, saya mencoba mempelajari dan memahami dia. Kemudian tidak ada lagi kata saya maupun dia, tetapi Kita. Terlalu banyak tentang kita yang tidak bisa saya ceritakan. Sedih, senang, kecewa, bahagia, curiga, tertawa ataupun dengan istilah-istilah lainnya. Saya terlalu lelah membicarakan kita. Kita kita kita, ah lupakan. nanti saya akan terdiam sedih di kota ini jika membahas tentang kita. Kalian tega, jika saya terlarut dalam sedih karena sedih, sedih karena terabaikan, sedih karena berpikir..... ya kalian tahu. Mungkin dia tahu lanjutan kalimat saya.

    Kota ini semakin tambah ramai, tetapi saya semakin merasa sepi. Kalian tahu, kejiwaan saya bisa tidak waras apabila seperti ini terus. Saya menemukan kami lainnya. Kami yang sekarang berbeda dengan kami yang dahulu. Di pertemukan karena satu pemikiran. Tujuan kami sama. Saya senang, walaupun terkadang terjadi konflik antar kami. Dengan mata, imajinasi, khayalan, kenyataan yang terjadi, yang terdengar, dan dari tulisan-tulisan yang mengajarkan saya, kami yang sekarang terasa hangat, tetapi saya kadang merasa sepi. Yah, kota ini memang luar biasa. Kota yang mempertemukan kami, mereka, dia, kita, dan kami lainnya. Saya sudah mulai lelah berdiri di depan halte ini. Pasangan yang di jalan reman-remang itu sudah tidak ada lagi. Saya tidak akan memikirkan macam-macam mengenai kita maupun dia yang mendekati kita. AH !! sudahlah, sudah waktunya pulang. Sudah waktunya  mata, imajinasi, khayalan, kenyataan yang terjadi, yang terdengar, dan dari tulisan-tulisan ada harus istirahat. 









Mungkin, saya sayang dengan kalian semua
(kami dahulu, dia yang menjadi kita, dan kami lainnya)


   
  
  
 

Amateur Writer Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template