Siang ini seperti biasa saya menatap layar handphone. Menunggu dan menanti pesan yang tak kunjung datang. Hari ini tepat seminggu saya menanti. Cermin itu menatap saya. Wanita dalam cermin menatap saya dengan tatapan yang menyedihkan. Terlihat gelisah. Muram dan berwajah sendu. Jika kalian menatap matanya, kalian akan merasakan rasa sedih yang dia rasakan. Air matanya sudah kering. Tatapan matanya begitu kosong. Saya hanya tersenyum melihat wanita dalam cermin tersebut.
Layar handphone saya masih tidak ada tanda-tanda bahwa pesan tersebut akan datang. Tangan ini ingin mengirimkan suatu pesan ke seseorang, tetapi saya mengurungkan niat tersebut. Pasti menganggu. Saya tidak ingin menganggu. Apabila saya mengirimkan pesan tersebut saya berarti mengganggunya. Saya melihat kembali wanita dalam cermin tersebut. Wanita itu masih terdiam dengan wajah sendunya. Sesekali wanita tersebut melihat ke arah saya. Ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak terlalu terdengar.
Kamar ini dingin sama halnya dengan handphone ini. AH !! sial, hati ini mulai gundah kembali. Masih menunggu dan menanti pesan yang tidak kunjung datang. Saya menatap cermin itu, kini saya sejajar dengan wanita dalam cermin itu. Wajah kami kini berdekatan, Wajah saya dan wanita dalam cermin kini terlihat sama. Terlihat sendu dengan tatapan kosong. Saya dan wanita dalam cermin melihat ke arah handphone. Kini, layar handphone tersebut tertera nama seseorang. Namun, pesan yang saya nanti tidak kunjung datang. Wanita dalam cermin dan saya memberanikan diri untuk mengetikan sesuatu di layar handphone.
Hai sayang, aku rindu. Andai dengan tulisan rindu dapat mengobati rasa rindu, aku akan tuliskan kata rindu kepadamu tiap hari di saat, rasa rindu itu sedang merengek.